Sekolah Masa Depan dan Guru yang Dibutuhkan - foldersoal.com
Rabu, 30 Mei 2018
Edit
Yang paling dibutuhkan justru guru yang lebih berfungsi sebagai motivator, menjadi role model, yang menginspirasi, serta mampu membangun karakter. |
Fungsi pengajar juga belum mampu memberikan perubahan besar bagi peserta didik. Guru belum siap mengantarkan anak didiknya untuk menjawab tantangan pendidikan di masa mendatang. Padahal, di era disrupsi seperti saat ini yang paling dibutuhkan justru guru yang lebih berfungsi sebagai motivator, menjadi role model, yang menginspirasi, serta mampu membangun karakter anak didiknya.
Sehingga, perlu ada transformasi mendasar pada sistem pendidikan di negeri ini. Sistem yang maksud berupa pendidikan yang benar-benar memberikan ruang kreativitas bagi anak dengan para guru yang bisa menjadi motivator dalam meningkatkan kompetensi anak.
Baca: 2 Cara Sederhana untuk Menjadi Guru yang Baik
“Di sinilah, gerakan sekolah menyenangkan hadir dengan menawarkan konsep transformasi melalui penciptaan sebuah ekosistem sekolah yang lebih siap mengantarkan anak-anak didik yang siap menjawab tantangan jaman,” kata Pengamat Pendidikan, Muhammad Nur Rizal yang kutip dari Republika (17/04/18).
Rizal menjelaskan, ada empat prinsip utama ketika sekolah itu menjadi sebuah ekosistem sekolah yang menyenangkan, yakni learning environment, pedagogical practice, character development, dan school connectedness. Keempat prinsip itu yang patut menjadi perhatian bersama demi tumbuh- kembang segala potensi anak.
Sedangkan ekosistem sekolah menyenangkan antara lain memiliki ruang aktivitas fisik dan emosi, interaksi yang hangat, dan saling menghargai dalam kegiatan belajar, sehigga siswa merasa aman dan percaya diri serta pembelajarannya terhubung pada persoalan nyata.
Sekolah masa depan menggunakan metode belajar yang tidak hanya abstraksi membaca buku lalu ujian. Namun lebih memandang kepada persoalan nyata atau tematik dan itu membutuhkan paradigma yang berkembang di masa mendatang. Sekolah yang memberikan proses pengajaran yang bukan ordering, tapi coaching, melalui pendampingan, guru yang menginspirasi dan memotivasi.
“Oleh karena itu, ekosistem sekolah yang positif ini menjadi penting, demikian halnya pola pengajaran yang berpusat kepada siswa,” kata Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) tersebut dalam workshop GSM di hadapan 32 perwakilan sekolah dasar (SD) se-Kota Semarang, di aula Gedung Labschool Universitas Negeri Semarang (Unnes). Berbagai Sumber