Memahami Fenomena Kepribadian Ganda
Senin, 17 Juni 2019
Edit
DID atau kepribadian ganda sanggup didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan mengatakan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing mempunyai nama dan abjad yang berbeda.
Mereka yang mempunyai kelainan ini bantu-membantu hanya mempunyai satu kepribadian, namun si penderita akan merasa bila ia mempunyai banyak identitas yang mempunyai cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda-beda.
Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog setuju bila penyebab kelainan ini pada umumnya ialah alasannya ialah stress berat masa kecil.
Untuk memahami bagaimana banyak identitas bisa terbentuk di dalam diri seseorang, maka terlebih dahulu kita harus memahami arti dari Dissociative (disosiasi).
Mereka yang mempunyai kelainan ini bantu-membantu hanya mempunyai satu kepribadian, namun si penderita akan merasa bila ia mempunyai banyak identitas yang mempunyai cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda-beda.
Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog setuju bila penyebab kelainan ini pada umumnya ialah alasannya ialah stress berat masa kecil.
Untuk memahami bagaimana banyak identitas bisa terbentuk di dalam diri seseorang, maka terlebih dahulu kita harus memahami arti dari Dissociative (disosiasi).
Disosiasi
Pernahkah kalian mendapat pengalaman menyerupai ini: Ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat kalian, kalian malah mendapat balasan yang tidak berafiliasi sama sekali.
Jika pernah, maka saya yakin, dikala mendapat balasan itu, kalian akan berkata " Nggak nyambung!".
Disosiasi secara sederhana sanggup diartikan sebagai terputusnya korelasi antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.
Dalam masalah DID, juga terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar "nggak nyambung".
Proses terbentuknya kepribadian ganda
Pernahkah kalian mendapat pengalaman menyerupai ini: Ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat kalian, kalian malah mendapat balasan yang tidak berafiliasi sama sekali.
Jika pernah, maka saya yakin, dikala mendapat balasan itu, kalian akan berkata " Nggak nyambung!".
Disosiasi secara sederhana sanggup diartikan sebagai terputusnya korelasi antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.
Dalam masalah DID, juga terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar "nggak nyambung".
Proses terbentuknya kepribadian ganda
Ketika kita dewasa, kita mempunyai abjad dan kepribadian yang cukup berpengaruh dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan .
Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.
Dengan memakai cara ini, seorang anak sanggup membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil pola pemerkosaan yang dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama : anak wanita yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya semoga bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa mencicipi rohnya melayang sampai ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak wanita lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas gres yang berbeda telah muncul.
Dengan memakai cara ini, seorang anak sanggup membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil pola pemerkosaan yang dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama : anak wanita yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya semoga bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa mencicipi rohnya melayang sampai ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak wanita lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas gres yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak wanita itu dengan identitas gres yang telah diciptakan.
Sekarang, sebuah kesadaran gres telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.
Apabila pemerkosaan terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali membuat banyak identitas gres untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan membuat identitas gres untuk hal-hal yang tidak berafiliasi dengan pengalaman traumatis menyerupai pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
Salah satu masalah kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, disebut mempunyai 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan sampai mencapai 100. Masing-masing identitas itu mempunyai nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan abjad yang berbeda.
Setiap abjad ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.
Ciri-ciri pengidap kepribadian ganda
Ketika membaca paragraf-paragraf di atas, mungkin kalian segera teringat dengan salah seorang sahabat sekolah kalian yang suka mengubah-ubah penampilannya. Bagi kalian, tampaknya ia mempunyai identitas yang berbeda.
Atau mungkin kalian teringat dengan salah seorang sahabat kalian yang biasa tersenyum, namun secara tiba-tiba bisa dikuasai oleh emosi. Ketika amarahnya meledak, kalian bisa melihat wajahnya tiba-tiba bermetamorfosis menyerupai "serigala". Bagi kalian, tampaknya identitas gres yang penuh amarah telah menguasainya.
Apakah mereka pengidap DID?
Bagaimana cara kita mengetahuinya?
Jawabannya ialah pada identitas yang menyertai perubahan penampilan atau emosi tersebut.
Misalkan sahabat kalian yang suka mengubah penampilan atau sering mengalami perubahan emosi tersebut berjulukan Edward. Jika ia mengubah penampilan atau mengalami perubahan emosi dan masih menganggap dirinya sebagai Edward, maka ia bukan penderita DID.
Untuk mengerti lebih dalam bagaimana cara membedakannya, lihat empat ciri di bawah ini. Jika di dalam diri seseorang terdapat empat ciri ini, maka bisa dipastikan bila ia mengidap DID atau kepribadian ganda.
Ciri-ciri tersebut adalah:
- Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
- Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih sikap orang tersebut (Switching).
- Ada ketidakmampuan untuk mengingat isu penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
- Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi alasannya ialah imbas psikologis dari substansi menyerupai alkohol atau obat-obatan atau alasannya ialah kondisi medis menyerupai demam.
Sumber :dai21juli